Rabu, 24 Februari 2016

Pengertian dan Jenis-Jenis Danau

Danau merupakan wilayah cekungan daratan yang terisi oleh air. Sumber air yang mengisi danau tidak selalu dari air sungai, tetapi juga bisa dari air hujan secara langsung maupun rembesan dari air tanah di sekitar danau.

Danau dapat dibedakan menjadi danau alam dan danau buatan. Danau alam terbentuk dari proses alam misalnya aktivitas vulkanik, tektonik, maupun aktivitas es pada Zaman Es. Sementara, danau buatan atau bendungan merupakan danau yang sengaja dibuat dengan membendung air sungai.

Danau juga dapat dibedakan menjadi beberapa kategori. Berikut ini adalah kategori danau berdasarkan proses pembentukannya. Berdasarkan proses pembentukannya, danau dibedakan menjadi danau vulkanik, danau tektonik, danau vulcano-tektonik, danau pelarutan, danau ladam, dan bendungan.

1. Danau Vulkanik
Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk pada lubang kepundan atau kaldera gunung berapi. Air hujan mengisi lubang kepundan atau kaldera sehingga terbentuklah danau. Danau jenis ini sangat berbahaya jika gunung berapinya masih aktif. Jika akan terjadi letusan, air danau akan meresap menuju magma dan akan menambah kekuatan letusan. Selain itu, jika dinding kawah jebol, akan terjadi banjir besar dengan kecepatan tinggi atau banjir bandang. Karena itulah, dibuat terowongan untuk mengurangi volume air danau. Contoh danau jenis ini adalah Danau Kelimutu (Flores), Segara Anak (Rinjani), Kawah Ijen, Batur, Bratan, Kawah Kelud, Danau Sarangan, dan Danau Kerinci.

Danau Segara Anak

2. Danau Tektonik
Danau tektonik adalah danau yang terbentuk karena adanya gerakan tektonik atau gerakan lempeng bumi sehingga terbentuk cekungan-cekungan akibat patahan dan lipatan. Contoh danau jenis ini adalah Danau Tempe, Danau Tondano, Danau Towuti, Danau Poso di Sulawesi, Danau Maninjau, Danau Takengon, dan Danau Singkarak di Sumatra.

Danau Poso

3. Danau Vulcano-Tectonic
Danau vulcano-tectonic adalah danau yang terbentuk karena gabungan proses vulkanik dan tektonik. Patahan atau depresi terjadi pada bagian permukaan bumi pasca letusan. Dapur magma yang telah kosong menjadi tidak stabil sehingga terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan tersebut kemudian diisi oleh air. Contohnya Danau Toba di Sumatra.

Danau Toba

4. Danau Pelarutan
Danau Pelarutan (salusional) adalah danau yang terbentuk karena proses pelarutan pada bentuk lahan negatif atau berada di bawah rata-rata permukaan setempat. Peristiwa ini terjadi di daerah kapur (karst) oleh air hujan yang mengandung CO2. Bentuk lahan negatif pada daerah karst (pegunungan kapur) antara lain doline. Doline adalah ledokan atau lubang yang berbentuk corong pada batu gamping atau batu kapur dengan diameter dari beberapa meter saja sampai 1 km dengan kedalaman dari beberapa meter sampai ratusan meter.

Doline

5. Danau Ladam
Danau ladam atau danau tapal kuda (oxbow lake) terbentuk akibat proses pemotongan saluran sungai yang berkelok-kelok (meander) secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya. Sungai tersebut terputus dari sungai induknya dan sumber air yang diperoleh hanya dari air hujan. Besar danau bervariasi sesuai dengan ukuran sungai yang membentuknya.

Danau ladam atau tapal kuda

6. Bendungan
Bendungan atau waduk adalah danau yang sengaja dibuat dengan cara membentuk aliran sungai. Waduk dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan pembangkit tenaga listrik. Selain itu, dengan dibangunnya waduk, air dapat diatur sesuai keperluan, misalnya pada musim hujan sebagian air disimpan, dan pada musim kemarau air bendungan dialirkan untuk mengairi sawah, dan berbagai keperluan lainnya. Contoh waduk adalah Waduk Jatiluhur, Cirata, Saguling, Karangkates, dan Gajahmungkur.

Waduk Gajahmungkur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar